Langsung ke konten utama

Pemdes Yosomulyo Berharap Batik Bisa Menjadi Cikal Bakal Berkembangnya UMKM



Banyuwangi,_pakaian batik merupakan salah satu identitas busana nasional bangsa Indonesia yang banyak dikenakan dalam berbagai kegiatan resmi maupun sehari-hari oleh masyarakatnya.dan di kancah dunia,baju batik di akui banyak peminatnya.

namun pengerajin keterampilan pembuatan batik terbilang masih sedikit yang menguasainya.untuk itu,dalam rangka melestarikan warisan budaya bangsa yang tak ternilai ini, Desa Yosomulyo Kec.Gambiran mengadakan pelatihan Keterampilan membatik yang di gagas pemerintah desa Yosomulyo.(13/03/2023).


Pada pelatihan ini,pengenalan dalam menggambar pola dan mencanting,para peserta juga di bekali pengetahuan dalam proses pembuatan yang menggunakan bahan kain mori, motif batik dibentuk dengan cairan lilin agar meresap ke dalam serat kain. Untuk motif halus, penggambaran motif menggunakan alat bernama canting, sedangkan untuk motif berukuran besar, digunakan kuas.ibu-ibu yang hadir tampak fokus mendengarkan pemandu berpengalaman yang di datangkan langsung oleh pihak Desa setempat.


Selanjutnya kain yang telah dilukis, dicelup dengan warna yang diinginkan, biasanya dimulai dari warna-warna muda. Lalu pencelupan dilakukan untuk motif lain dengan warna lebih tua atau gelap. Setelah beberapa kali proses pewarnaan, kain yang di batik dicelupkan juga ke dalam bahan kimia, untuk melarutkan lilin sebelum proses penjemuran.

Pelatihan batik ini merupakan salah satu upaya untuk menambah ketrampilan ibu-ibu di Desa Yosomulyo.yang diharapkan nantinya melalui pelatihan membatik,ibu-ibu dapat mengasah lagi dan mengembangkan kemampuan mereka tentang pembuatan batik.


Menurut Joko Utomo Kurniawan selaku Kepala Desa Yosomulyo mengatakan"kami ingin bahwa pelatihan keterampilan membatik itu menjadi cikal bakal UMKM batik yang ada di desa.karena sebelumnya,di desa ini pernah ada kerajinan serupa namun tidak lanjut.bagaimanpun jika ibu-ibu ini mempunyai keterampilan,maka secara tidak langsung akan memupuk rasa percaya diri,baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat.sehingga dengan kegiatan ini kami berharap bisa berlanjut dan kami akan berupaya memfasilitasi jika ada pameran.


lebih lanjut Joko Utomo mengatakan"batik ini merupakan warisan dunia,kalau kita tidak berupaya melestarikan ke era sentral bisnis maka kita akan kalah.untuk itu kami juga membangun komitmen perencanaan,salah satunya kami ingin ada pameran batik meskipun saat ini masih berskala kecil dan pemerintah desa selalu mensuport.dan untuk perencanaan nama batik khas Yosomulyo ini masih perlu di musyawarahkan lagi,meskipun kemarin pernah kami usulkan batik Yosomulyo bernama Karangasem.nama Karangasem sendiri di ambil dari cikal bakal desa Yosomulyo.untuk pemasaran dalam upaya pengembangannya ke depan,kami akan berkoordinasi dengan dinas perindustrian dan perdagangan atau instansi-instansi terkait".pungkasnya.


(Faruk Wahyudi)