Langsung ke konten utama

Warga Binaan Pamer Karya dan Kreativitas Terbaik di Indonesia Prison Product and Art Festival



Jakarta, INFO_PAS – Karya dan kreativitas terbaik dari Warga Binaan seluruh Indonesia, mulai dari pertunjukan seni, kuliner, fesyen, hingga bazar tampil di Indonesian Prison Products and Arts Festival (IPPAFest) yang digelar tanggal 21 s.d. 23 April 2025 di Lapangan Banteng, Jakarta. Bahkan, band Warga Binaan berkesempatan untuk berkolaborasi bersama sejumlah musisi terkenal, seperti Zivilia Band dan Tagor Pangaribuan.

Bertema ‘Creation Beyond the Bars’, IPPAFest 2025 merupakan rangkaian peringatan Hari Bakti Pemasyarakatan (HBP) Ke-61 tanggal 27 April 2025. Kegiatan ini sejalan dengan tema besar HBP Ke-61, yakni ‘Pemasyarakatan Pasti Bermanfaat untuk Masyarakat’ sebagai dukungan terhadap Asta Cita Presiden RI serta 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas), khususnya terkait dukungan terhadap Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). 


Menteri Imipas, Agus Andrianto, mengatakan hari ini tidak hanya membuka sebuah festival, tapi membuka panggung semangat, panggung harapan, dan panggung kemanusiaan. “Tema dari IPPAFest adalah Creation Beyond the Bars, sebuah pernyataan yang kuat bahwa kreativitas tidak pernah bisa dipenjara. Bahwa harapan tidak pernah bisa dibungkam, ia selalu menemukan jalan, ia selalu menemukan jembatan, apapun penghalangnya,” tuturnya saat membuka IPPAFest, Senin (21/4).

Menteri Agus menyebut IPPAFest bukan hanya tentang perayaan, tapi refleksi atas perjalanan panjang dalam membina Warga Binaan untuk kembali menjadi bagian dari masyarakat yang berdaya guna. Ini adalah proses pemulihan martabat manusia. Ini tentang bagaimana negara hadir untuk mengurangi kejahatan. Bukan dengan kekerasan, tapi dengan pembangunan kapasitas pribadi. “Kita ingin Warga Binaan kembali sebagai manusia utuh, siap hidup bermakna, dan kembali berkontribusi untuk masyarakat,” harapnya.

Menteri Agus juga mengajak untuk terus hadirkan Pemasyarakatan sebagai bagian dari solusi bangsa. “Mari kita buktikan konsistensi dan dedikasi dalam membangun Pemasyarakatan yang lebih inklusif, produktif, dan berbudaya. IPPAFest bukan sekadar festival. Ini adalah perlawanan terhadap pesimisme. Ini adalah panggung untuk mengatakan ‘Kami masih punya harapan dan siap berkarya’,” ajaknya.

Sebelumnya, Menteri UMKM, Maman Abdurrahman, menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Kementerian Imipas. Hal ini menunjukkan ada sebuah sense kepedulian dan transisi mindset dalam melihat Warga Binaan.

"Mungkin beberapa waktu dulu, kita melihat saudara-saudara kita Warga Binaan, mohon maaf, mungkin diksinya cenderung kita melihat dalam diksi yang kurang positif. Namun dengan hadirnya program ini dan beberapa karya yang dihasilkan oleh Warga Binaan di seluruh Indonesia, menunjukkan keberadaan Kementerian Imipas sebagai leading sector untuk memberikan pembinaan bagi Warga Binaan di seluruh Indonesia menjadi sebuah hal yang menjadi wajib dan penting," puji Maman.


Senada, Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Mashudi, menjelaskan IPPAFest sebagai wadah ekspresi seni para Warga Binaan dan menciptakan produk yang memiliki nilai jual yang dapat diindustrialisasi, menggelorakan kembali semangat-semangat perubahan menuju perbaikan sebagaimana yang dilakukan oleh pendahulu Pemasyarakatan. 

“IPPAFest menjadi media promosi hasil karya seni Warga Binaan kepada masyarakat, mengelaborasi pembinaan Warga Binaan dalam pembangunan nasional dengan menggerakan roda perekonomian melalui sektor industri kreatif, seraya meningkatkan peran serta dan kontribusi para Warga Binaan. Kegiatan ini juga memupuk sikap gotong royong dan rasa kebersamaan antara tiga elemen penunjang pelaksanaan Pemasyarakatan, yaitu Narapidana, masyarakat, dan petugas Pemasyarakatan,” urainya.

Pembukaan IPPAFest 2025 makin meriah dengan lelang kain batik dan lukisan karya Warga Binaan dari sejumlah Lapas dan Rutan. Seluruhnya laku terjual, bahkan dua lukisan dihargai hingga Rp40 juta Rupiah. Total lelang kain batik dan lukisan karya bang napi mencapai ratusan juta Rupiah.

Selanjutnya, selama tiga hari, panggung IPPAFest 2025 akan menampilkan beragam seni dan musik, seperti Zivilia Band bersama Sindur Rock Band asal Lapas Khusus Gunung Sindur, Band Rutan Cipinang, IPPAFest Fashion Show, Kolaborasi Band dan Calung Lapas Purwokerto, Rampak Beduk Lapas Perempuan Tangerang, Rampak Gendang Lapas Narkotika Bandung, Fire Dance Lapas Kerobokan, Stand-Up Comedy Lapas Cipinang, Reog Rutan Ponorogo, Band dan Angklung LPKA Tangerang, serta beragam hiburan lainnya. Ada pula 33 stand Kantor Wilayah Ditjenpas seluruh Indonesia yang memamerkan produk unggulan Warga Binaan di wilayah masing-masing. Tak ketinggalan, bazar UMKM, dan games seru dengan beragam hadiah menarik bagi seluruh pengunjung.  

Kehadiran IPPAFest 2025 merupakan ajang mengenalkan dan menunjukan keberhasilaan program pembinaan Warga Binaan serta menggelorakan kebanggaan untuk menggunakan dan membeli produk karya mereka. IPPAFest 2025 bukan hanya pameran produk, tetapi juga cermin dari harapan baru dan masa depan yang lebih cerah bagi Warga Binaan. Hal ini juga mengoptimalkan penggunaan produk yang dihasilkan Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan, peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak, dan percepatan implementasi Rencana Aksi Pemasyarakatan Tahun 2025.

Turut hadir dalam pembukaan IPPAFest 2025, yakni Wakil Menteri Imipas, Menteri UMKM, Menteri Ekonomi Kreatif, perwakilan Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Jakarta, perwakilan Bank BRI, Duta Besar negara-negara sahabat, Pimpinan Tinggi Kementerian Imipas, dan mitra kerja sama Direktorat Jenderal Pemasyarakatan lainnya. Pembukaan IPPAFest 2025 juga dirangkaikan dengan peluncuran Galeri Pemasyarakatan pada lounge Imigrasi dan Hari Cinta Produk Warga Binaan.

(Red.Humas LP BWI)

Postingan populer dari blog ini

Warga Binaan yang Tergabung dalam Pramuka Lapas Banyuwangi Diberi Pengenalan Upacara Penegak

BANYUWANGI - Sebanyak 25 warga binaan pria di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banyuwangi yang tergabung dalam kegiatan kepramukaan mendapatkan pengenalan mengenai Upacara Penegak dari Kwartir Cabang (Kwarcab) Gerakan Pramuka Banyuwangi, Kamis (3/7). Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan program pembinaan kepribadian, khususnya dalam pendidikan kepramukaan, sekaligus menumbuhkan rasa cinta tanah air dan kedisiplinan selama menjalani masa pidana. Upacara Penegak merupakan salah satu bentuk upacara dalam Gerakan Pramuka yang khusus diperuntukkan bagi anggota Pramuka Penegak (usia 16–20 tahun). Upacara ini memiliki makna mendalam sebagai simbol penyematan nilai-nilai kepemimpinan, tanggung jawab, dan kedisiplinan.  Melalui upacara ini, para Pramuka Penegak diharapkan dapat menginternalisasi nilai-nilai luhur yang menjadi dasar gerakan kepanduan. Kegiatan pengenalan Upacara Penegak ini tidak hanya sekadar memberikan pemahaman teknis, tetapi juga menjadi sarana untuk meningk...

Launching Lomba Voli Gala Desa Piala Bupati Di RTH Bagorejo Srono

Banyuwangi,_Sekitar 434 tim bola voli putra, maupun putri perwakilan tiap kelurahan dan desa dari 25 Kecamatan yang ada di wilayah kabupaten Banyuwangi akan bertanding dalam ajang turnamen "Gala Desa"piala Bupati Banyuwangi.(27/05/2023). Selain memperebutkan Piala Bupati, nantinya pemenang akan mendapatkan uang pembinaan dari bupati banyuwangi Ipuk Festiandani dengan total Rp 50 juta untuk tingkat Kabupaten,akan tetapi menurut sumber tertentu ada sekitar hadiah 8 juta per kecamatan, artinya ada sekitar 200 juta total hadiah yang di persiapkan dalam turnamen kecamatan atau 250 juta untuk  total hadiah keseluruhan. bola voli Gala Desa rencananya di laksanakan serentak,namun Bupati  Banyuwangi di agenda kan hadir dalam pembukaan Gala Desa di kecamatan Srono yang bertempat di lapangan RTH Bagorejo. Di lapangan RTH Bagorejo,tampak sejumlah perangkat desa termasuk Sutardji selaku Kepala Desa Bagorejo dan Suryatik selaku Sekretaris Kecamatan Srono sibuk mempersiapkan kebutuhan pembu...