![]() |
Zamroni |
Grebeg Suroan adalah acara tradisi budaya tahunan masyarakat Dukuh Kertosari,Dusun Watu Gong,Desa Wonosobo,Kecamatan Srono dalam wujud pesta rakyat yang di sebut Bersih Deso.
Seni dan tradisi yang ditampilkan meliputi atraksi Hadrah Kuntulan Khas Kertosari, Pawai Damar oncor sepanjang jalan Dukuh Kertosari, Lintas paweling Sejarah berdirinya Dukuh Kertosari,dan Risalah Doa.
Grebeg Suro merupakan acara tahunan yang dirayakan setiap Bulan Muharram (Suro pada kalender Jawa). di samping itu,Acara ini sekaligus merupakan kegiatan awal dalam menyongsong Hari Kemerdekaan Republik Indonesia Ke 77.
Rangkaian Grebeg Suroan di Kertosari di antaranya adalah Pengajian dan pembacaan Lontar Yusuf yang di adakan sebelumnya.Kemudian warga setempat kompak berbondong-bondong menuju jalan sambil membawa Tumpeng dengan di hiasi Damar atau lampu oncor.
susunan acara berikutnya pembacaan Surat Suci Al-Qur'an, menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia raya, Menyanyikan lagu Hubul Waton kemudian sambutan dari Ketua Panitia bernama Zamroni.
hadir dalam acara tersebut, Imam Muslim Kepala Desa Wonosobo, Sekretaris Kecamatan Srono, Tokoh masyarakat dan Tokoh Agama serta Segenap undangan termasuk seluruh warga Kertosari.pada Jum'at 12/08/2022.
Menurut Zamroni,"acara ini merupakan weluri meneruskan para Leluhur pendiri Dukuh kita, awalnya sekitar tahun 1905 moyang kita ingin mensyukuri apa yang telah di berikan Allah SWT tempat dan kehidupan di sini.akan tetapi waktu itu,Dukuh ini belum punya nama.maka di adakanlah musyawarah untuk memberi nama Dukuh ini.
semula Dukuh ini sempat di beri nama Karangasem karena sepanjang jalan ini banyak pohon asem.akan tetapi atas usulan Tokoh Sepuh kita pada waktu itu bernama Mbah Mis agar di beri nama Kertosari.dengan harapan agar kelak nanti anak cucunya menjadi orang yang di tinggikan derajatnya oleh Allah SWT.
Masih menurut Zamroni "Di Desa Wonosobo memang yang unik ya Dukuh Kertosari ini, yaitu Dukuh yang punya Hari Jadi sendiri.dan pada momentum kali ini adalah Hari Jadi Dukuh Kertosari yang ke 117 di ambil mulai tanggal 15 Suro.di sekitar sini pula tempat Watu Gong berada.
harapan saya, semoga generasi muda bisa meneruskan pelestarian tradisi ini menjadi kearifan lokal yang tetap di jaga kekompakan dan kerukunan nya". pungkasnya.
(JFTV NEWS)